ANAK-ANAK YANG SUKSES MENJADI PENGUSAHA XXV

SEAN SPOONER & LOUIS PORTER

Memulai Bisnis di Usia: 14 Tahun


Ketika berusia 14 tahun, Sean Spooner dan Louis Porter membuat majalah dwi mingguan Corby dan kini telah memiliki jumlah pembaca mencapai 5 ribu orang.

Kedua remaja tersebut menghabiskan waktu luang mereka dengan mengerjakan isis majalah di kamar, menggunakan laptop dan juga telepon genggam.

Majalah gratis tersebut memberikan berita mengenai kegiatan-kegiatan lokal, berita-berita dan kompetisi-kkompetisi di sekitar tempat tinggal mereka di Corby, Northants, Inggris.

Membuat majalah tentu bukan perkara mudah. Selain konten berikut foto di dalamnya, sebuah penerbit harus mengatur pemasukan dari iklan agar kelangsungan hidup majalah bisa tetap berjalan. Nyatanya, itulah yang dilakukan dua sahabat ini. Mereka mencari iklan sendirian.

Sean bertanggung jawab sebagai kepala editor dan juga menangani penulisan dan produksi. Sementara Louis menjabat direktur bisnis. Dia bertanggung jawab di bidang pemasaran koran dan juga memasarkan ruang iklan yang kosong  kepada pebisnis lokal.

Memang sulit sekali mencari iklan untuk pertama kalinya ketika majalah ini masih baru, terlebih lagi majalah ini belum dicetak saat itu. Tetapi Louis harus memastikan kesuksesannya. Dan dia berhasil melakukan tugasnya. Padahal banyak pengusaha yang ragu dan berpikir kenapa mereka harus percaya dan menyerahkan uang kepada anak usia 14 tahun, dengan kemungkinan tidak pernah bertemu dengannya lagi, dan uang mereka hilang dengan sia-sia.

Majalah pertama yang terbit pada bulan Juni 2009, hanya memiliki 12 halaman dan dicetak sebanyak 200 eksemplar. Setelah edisi ke empat, dua remaja itu telah berhasil mencetak 36 halaman dan memiliki ribuan pelanggan tetap. Mereka kini harus mendistribusikan majalah mereka ke rumah dan kantor sebanyak 1.000 eksemplar kepada para pelanggan.

Sejauh ini, artikel-artikel yang pernah dibuat termasuk diantaranya adalah wawancara dengan Kristy Henshaw, pemilik investasi bernilai $65.000 di Dragons' Den dan juga mantan bintang Apprentice, Claire Young.

Kemudian pada 2012, sean mengembangkan kemampuannya dengan menerbitkan sendiri sebuah majalah tentang gaya hidup pria yang diberi nama Magnate.

Majalah Magnate semua diterbitkan secara cetak dan sekarang hanya secara online. Banyak orang penting telah diwawancarai sean untuk majalahnya antara lain Richard Branson, Boris Hohnson sampai Jamal Edwards, rapper Wretch 32 dan bintang Made in Chelsea, Jamie Laing.

Seperti majalah Corby, Magnate juga telah menghasilkan keuntungan dari iklan. Dan itu tak lepas dari kerja keras Sean yang berusia 19 tahun.***

 

LILY & MELANIE SANDLER

Memulai Bisnis di Usia: 10 dan 9 Tahun


Keberhasilan Lily dan Melanie Sandler dalam berbisnis di usia belia dimulai ketika ibu mereka, Renee Sandler, membaca majlaah Fortune bahwa pada 2007, dari 500 perusahaan, hanya terdapat 12 CEO wanita. Membaca artikel itu membuahkan ide untuk mengajari kedua putrinya yang saat itu berusia 10 dan 9 tahun untuk berbisnis.

Sang ibu lalu menjanjikan kepada Lily dan melanie untuk membantu mereka berbisnis jika mereka bisa memberikan ide untuk memulai usaha mereka. Keduanya menerima tawaran ibu mereka itu.

Beberapa minggu kemudian, ketika berkemas-kemas untuk berkemah, Lily bertanya kepada ibunya di mana pelembab bibirnya (lip blam) miliknya. Seketika itu juga sang ibu perpikir bahwa lip blam akan menjadi nama yang bagus untuk sebuah perusahaan pelembab bibir.

Tak lama kemudian mereka bertiga berkutat mencari ramuan yang cocok untuk pelembab bibir yang natural, berminyak dan bebas paraben.

Saat ini, keluarga Sandlers memiliki dan mengelola perusahaan BLAMtastic, yang menghasilkan produk-produk perawatan kulit dan kecantikan alami. Setelah berhasil menempatkan produk mereka di rak-rak penjualan di toko-toko ritel besar seperti Wal-Mart dan Walgreens, angka penjualan mendekati nilai US$ 10 juta tahun 2015.

Lily mengatakan pemilihan waktu adalah kunci kesuksesan mereka. Karena saat itu Amerika Serikat sedang dilanda badai gerakan kembali ke alam (Back to Nature), sehingga semua produk yang natural banyak dicari orang. Saat itu juga sedang ramai gerakan "made in the USA" sehingga semua produk dalam negeri Amerika Serikat juga menjadi pilihan. Gerakan kewirausahaan remaja juga sedang digalakkan.

Seperti halnya pengusaha baru yang lain, keluarga Sandlers juga menghadapi tantangan, seperti menemukan manufaktur yang bersedia membuat produk mereka untuk penjualan pertama mereka di kios-kios di pusat-pusat perbelanjaan. Pabrikan yang berbasis di Amerika Serikat yang ingin mereka ajak kerja sama awalnya menolak. Tetapi ibu Lily dan Melanie mengetahui kalau CEO manufaktur itu adalah seorang wanita, maka dia menghubunginya.

Sang ibu meyakinkan CEO itu bahwa dia sungguh-sungguh sedang berusaha mendidik putri-putrinya dan bila CEO itu memberinya kesempatan, maka mereka akan memberikan hasil melebihi yang diharapkan.

Akhirnya manufaktur itu bersedia bekerja sama dengan BLAMtastic, dan itu membuktikan kalau mereka bisa menggunakan gender mereka untuk keuntungan perusahaan.

Walaupun masih remaja dalam perusahaan keluarga tersebut, Lily dan Melanie berusaha terlibat dalam bisnis sebanyak mungkin. Mereka belajar tentang logistik termasuk pengemasan, pelabelan dan pengiriman. Mereka bahkan berpartisipasi dalam negosiasi dengan pengecer, walaupun ada kalanya ketika Lily dan Melanie merasa diremehkan karena gender dan usia mereka. Namun mereka membuktikan kalau mereka mampu menjalankan perusahaan secara serius seperti orang dewasa.

BLAMtastic dimulai dengan pengujian pasar, dengan membawa contoh pelembab bibir buatan mereka kepada tetangga untuk umpan balik. Tak lama kemudian, BLAMtastik dijual di halaman sekolah, kemudian di kios-kios di pusat perbelanjaan dan kemudian di pameran perdagangan. Beberapa bulan kemudian, mereka melihat kesempatan besar untuk perusahaan mereka.

Sebagai bagian dari upaya Wal-Mart untuk mendorong manufaktur AS, perusahaan itu mensponsori sebuah program yang disesbut "Made in USA Open Call." Kakak beradik Lily dan Melanie lalu membuat sebuah iklan produk mereka untuk dikirim ke Wal-Mart. Tak lama kemudian mereka mendapat telepon bahwa pengecer terbesar di dunia itu ingin produk-produk BLAMtastic dipajang dan dijual di rak-rak di jaringan toko mereka.

Setelah produk mereka masuk jaringan Wal-Mart, perusahaan mereka semakin berkembang dengan sangat cepat, dan itu mendatangkan tantangan lain bagi Lily dan melanie serta ibunya.

Sang ibu memang pernah menjadi asisten pengacara, tetapi tanpa pengalaman menjalankan bisnis. Lily dan Melanie pun juga terlalu muda untuk masalah legalitas perusahaan. Maka mereka meminta bantuan orang yang telah berpengalaman dalam berbisnis yaitu Tom Gladfelter, yang sekarang menjadi presiden dari BLAMtastic.

Lily yang baru berulangtahun yang ke-17 magang di perusahaannya sendiri. Dia juga menjabat sebagai juru bicara perusahaannya, sedangkan adiknya Melanie lebih memilih bekerja di belakang layar.***


BEN TOWERS

Memulai Bisnis di Usia: 11 Tahun


Ben Towers memulai karir bisnisnya pada usia 11 tahun dengan menjadi desainer webite lepas. Pada usia 12 tahun, dia sudah membangun sebuah bisnis desain web yang menguntungkan. Dan pada usia 16, perusahaannya, Towers Designe, memiliki ratusan klien bisnis. Prestasinya itu telah diakui dengan menempatkannya sebagai finalis dalam Great British Entrepreneur Awards.

Saat masih duduk di bangku SMP dan masih berumur 11 tahun, Ben yang memang tertarik dan pandai dalam bidang IT sejak kecil dimintai tolong oleh seorang teman dari keluarganya yang seorang penulis, apakah dia bisa membuatkan website baginya untuk mengiklankan buku-bukunya.

Setelah menonton beberapa video online dan tutorial Ben berhasil membuat sendiri website pesanan tersebut, yaitu howdoiknowbooks.com.

Keberhasilannya membuat website pertamanya membangun kepercayaan dirinya. Maka dia mengirim email ke club tenis yang diikutinya dan menyarankan mereka untuk memperbaiki website mereka yang sekarang membosankan. Mereka pun menjawab dengan meminta tolong Ben untuk membuatkan website baru yang menarik. Setelah itu berdatangan pesanan membuat website kepada Ben.

Towers Designe dibentuk pada 2011 dengan menggabungkan semua pengalaman Ben sebagai pembuat Website lepas menjadi sebuah perusahaan. Sayangnya Ben tidak mengadakan peluncuran besar, sehingga pendirian perusahaan itu menjadi hanya sebuah peralihan dari seorang pekerja lepas menjadi pekerja dengan merek sendiri sebagai sebuah bisnis.

Pada awalnya, Ben mendapatkan satu pesanan untuk merancang sebuah website dalam sebulan tapi dengan cepat tumbuh. Sehingga pada usia 12 tahun, Ben sudah bekerja dengan lebih dari 25 bisnis dan mendapatkan keuntungan besar. Meskipun Towers Design dibentuk  tanpa modal dan hanya sebuah laptop dengan internet, tetapi perusahaan milik Ben tersebut sudah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dan sebagai perusahaan terlihat baik masa depannya.

Menurut Ben, memulai bisnis di usia kanak-kanak tidak hanya harus menghadapi tantangan yang biasa dihadapi oleh para pengusaha yang lebih tua, tetapi juga tantangan  karena usia terlalu muda.

Hampir semua perusahaan online memerlukan sarana pembayaran yang tidak mungkin dimiliki oleh orang di bawah usia 18 tahun, ini berarti bahwa untuk mengumpulkan pembayaran untuk semua pekerjaan yang dia peroleh begitu rumit dan sulit.

Anak di bawah umur juga tidak bisa membuka rekening bisnis di bank. Ini artinya semua cek atau transfer bank ke Towers Design harus dilakukan melalui rekening bank anak-anak milik Ben. Itu bukan hanya merusak citra merek dagangnya tetapi juga mambuat beberapa fitur tidak bisa diakses Ben dalam melakukan kegiatan perbankan bisnisnya.

Bank pertama tempatnya membuka rekening anak-anak Ben kemudian menutup rekening Ben ketika mengetahui dia menggunakannya untuk keperluan menjalankan bisnis. Setelah berusaha mencari beberapa bank, Ben beruntung salah satu bank memberinya izin membuka rekening bisnis dan bukan rekening anak-anak.

Sebagian besar penjualan bisnis Ben datang dari pameran dan ketika seorang pemilik bisnis melihat seorang anak berdiri di stand pamerannya, mereka kebanyakan mengira dia hanya magang dan meminta berbicara pada pemiliknya. Ketika mengetahui kalau Ben sendiri pemilik perusahaan Towers Design, banyak yang meremehkannya dan menganggapnya tidak mampu menjalankan bisnis secara profesional. Tantangan itu sempat membuatnya kehilangan beberapa kontrak bisnis baik besar maupun kecil. Banyak juga yang hanya bersedia membayar di bawah standar karena usia Ben.

Setelah beberapa tahun menggeluti bisnisnya, berikut beberapa tips bisnis dari Ben bagi pengusaha remaja yang akan membangun perusahaannya sendiri.

  • Melompat tinggi dalam sekali lompatan.

Pertama-tama, ketika kita masih muda dan baru dalam bisnis, kita dapat dengan mudah tergoda untuk langsung menjadi pemimpin industri besar. Namun kita seharusnya berpikir tentang apa yang praktis secara logistik dan mengambil satu langkah pada satu waktu. Ketika pertama kali memulai, Ben menerima antara 30 dan 40 kontrak dalam satu liburan musim panas karena dia ingin unggul dari pesaingnya. Setelah memikirkan kembali, Ben merasa sebenarnya itu bukan langkah terbaik dan untungnya dia berhasil membatalkan kontrak itu tanpa dampak besar pada bisnisnya. Memang bagus untuk menjadi antusias dan ambisius tetapi penting juga untuk menghindari keputusan yang tergesa-gesa.

  • Belajar dari kesalahan.

Bagi Ben, kegagala bukanlah suatu pilihan, tetapi kita tidak boleh takut untuk membuat kesalahan sebagai pengusaha. Banyak orang cenderung melihat kegagalan sebagai akhir bisnis. Padahal dengan kegagalan kita menyadari bahwa kita dapat belajar banyak dari kesalahan. Anak-anak muda umumnya lebih terbuka pada perubahan baru dan resiko yang dapat menjadi  kekuatan besar sebagai pengusaha muda. Hal ini juga dapat memiliki efek buruk karena mengambil resiko yerlalu besar. Jadi kita harus memastikan mendapatkan keseimbangan yang tepat. Sebab kita harus bisa berjalan sebelum berlari.

  • Dapatkan keseimbangan kerja dan hidup yang tepat

Bagi banyak anak muda, menggabungkan bisnis dengan pendidikan sangat sulit. Tidak seperti pengusaha lain, kita tidak dapat selalu menjawab telepon di siang hari atau pergi ke pertemuan penting setiap waktu. Namunn penting untuk diingat untuk tidak meninggalkan waktu untuk bersosialisasi dan memiliki waktu menjauh dari bisnis sekali-sekali. Meskipun ini tampak sangat sulit, namun ini benar-benar akan membuat anda menjadi lebihh produktif dan fokus saat bekerja. Jika kita memulai bisnis saat masih menempuh pendidikan, pastikan kita memiliki dukungan dari sekolah atau perguruan tinggi agar bisa sama-sama sukses dalam menjalani pendidikan dan bisnis.

Semua tantangan bisa diatasi Ben hingga usianya 17 tahun. Saat ini Towers Design telah bekerja dengan lebih dari 500 UKM di seluruh dunia, memiliki 15 karyawan, dan sekarang menawarkan layanan di empat kategori utama yaitu desain, host cetak, web. Ben berharap tahun finansial 2015 dapat menghasilkan ratusan ribu poundsterling lagi.***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama