ANAK-ANAK YANG SUKSES MENJADI PENGUSAHA XXIV

ARYA BINA

Memulai Bisnis di usia: 16 Tahun


Arya Bina mendirikan agen perjalanan online bernama Cheap Travel Hunter saat masih berusia 19 tahun berhasil membuat bisnisnya maju sangat pesat dalam tiga tahun terakhir.

Arya memulai bisnisnya dengan membangun sebuah website, telepon dan iklan di koran lokal. Seteelah beberapa waktu, Arya sampai pada sebuah konsep internet marketing, saat itulah dia memutuskan untuk memikirkan kembali model bisnisnya sepenuhnya dan berinvestasi besar-besaran (baik uang maupun waktu) ke dalam konsep bisnis yang sepenuhnya online. Saat ini, Arya bahkan telah mampu mempekerjakan 20 pegawai baik di Amerika Serikat maupun di luar negeri.

Menurut lembaga pengukur popularitas bisnis online Similar Web, Cheap Travel Hunter ini dikunjungi 75 ribu orang setiap hari. Dari total pengunjung ini biasanya terjadi konversi 1% atau kisaran 750 orang melakukan pembelian tiket online melalui agensinya.

Setiap bulan, Cheap Travel Hunter mampu menjual tiket pada ratusan orang di Amerika Serikat. Arya mendirikan bisnis tersebut pada Mei 2010 saat seorang teman meyakinkannya untuk mendirikan situs agen perjalanan online.

Dalam meraih kesuksesan bisnis online tersebut tentunya dia pernah melakukan berbagai kesalahan-kesalahan, dan belajar dari kesalahan tersebut.

Selama menjalani bisnisnya, Arya menganggap ada empat kesalahan terbesar yang dibuatnya. Pertama, saat dia merekrut orang yang salah. Kedua, dia cenderung mengabaikan berbagai ide baru yang sebenarnya mudah dilakukan. Ketiga, mencoba mengelola skala kecil. Keempat, selama memutar roda bisnisnya adalah terlalu fokus pada uang.

Setelah itu, dia belajar bahwa bisnis bukan hanya soal pendapatan dan hasil yang diperolehnya. Bisnis bukan sekedar berkaitan dengan laporan keuangan. Sering kali, lebih baik menata sebuah sistem yang kebih mahal sedikit tetapi dapat bertahan untuk jangka panjang. Sering kali bisnis skala kecil mendapatkan celah untung dalam operasinya, tetapi kemudian metode-metode ini tidak diukur pada skala yang lebih besar dan itulah mengapa mereka terjebak dalam bisnis skala kecil.

Banyak orang yang rela mengeluarkan uangnya dalam jumlah besar untuk membesarkan bisnisnya. Itu yang hingga saat ini masih menjaadi salah satu pembelajaran berarti baginya.

Ada dua hal yang Arya perhatikan dalam bisnis, yaitu mentalitas pemilik bisnis kecil, dan mereka yang memiliki bisnis besar berbeda total 100%. Kedua bahwa hal-hal dalam bisnis berubah sangat cepat, dan tidak cukup hanya sekedar mencoba dan mencoba, jika anda ingin bersaing dan bertumbuh, anda tidak boleh satu tapi dua langkah di depan para pesaing dalam industri anda.

Kesuksesan sekarang diukur Arya dengan melihat kekuatan tim bisnis yang dia bangun serta pertumbuhan pendapatan waktu ke waktu dan peningkatan jumlah konsumen.

Menurut Arya, para remaja dapat mengharapkan korporat Amerika untuk memberi perhatian pada para karyawannya, bekerja untuk kepentingan terbaik dari pada atasannya, dewan direksi, dan para pemegang saham. Pada akhirnya semua orang bekerja untuk seseorang, bahkan CEO dari perusahaan terbesar di dunia sekalipun, masih bertanggung jawab atas pekerjaannya. Tidak buruk jika bekerja untuk orang lain, namun jika anda punya gagasan atau ide lain, jangan takut untuk menginvestasikan diri anda padanya dan kejar impian-impian anda.

Secara statistik, sebagian besar dari kita akan berakhir dengan bekerja untuk jenis organisasi tertentu. Meskipun masih muda harus memiliki tujuan menjadi yang terbaik yang bisa mereka kerjakan dalam bidang yang mereka minati, dan kejar sampai puncak, fokus pada bergerak naik pada jalur komando dalam karirnya. Ini bukan ide yang bagus untuk mendapatkan kemapaman.***


CHRISTIAN OWENS

Memulai Bisnis di Usia: 14 Tahun


Christian Owens berasal dari Corby, Northamptonshire, Inggris dan berusia 19 tahun. Ketika bisnisnya baru berjalan setahun, dan usianya baru 15 tahun, dia sudah mampu meraup uang jutaan poundsterling.

Tetapi Christian mengatakan akan terus berusaha meraih pendapatan 100 juta poundsterling dan kini dia sudah punya delapan staf. Semuanya justru orang dewasa. Para stafnya itu tinggal di Inggris maupun Amerika Serikat, sebagai sales dan asisten teknis. Christian memimpin mereka dari kantornya yang kecil, yang sebetulnya sebuah kamar di rumah orang tuanya.

Owens memang masih tinggal bersama orangtuanya. Ayahnya bernama Julia (50) adalah pekerja sebuah pabrik. Ibunya Alison (43) sekretaris sebuah perusahaan. Inspirasinya menekuni bisnis muncul setelah mengamati kesuksesan luar biasa yang dicapai bos Apple, Steve Jobs.

Pada 2008, ketika usianya baru 14 tahun, Christian memakai uang sakunya untuk membuat website Mac Box Bundle dan hingga kini sudah meraup hampir Rp 10 miliar. Situs Mac Box Bundle menjual kombinasi aplikasi populer Mac.

Setahun kemudian, tepatnya Januari 2009, Christian mendirikan Branchr dan mengelolanya hanya sepulang sekolah serta di akhir pekan.

Branchr memberikan alternatif pada usaha kecil dan menengah yang ingin beriklan tetapi karena beberapa faktor tidak mampu untuk beriklan dengan bantuan perusahaan besar seperti Google. Layaknya Google AdSense, Branchr juga menggunakan platform iklan PPC (pay-per-click). Sederhananya anda akan dibayar jika seorang pengunjung meng-klik iklan yang ada.

Pendirian Branchr dilatarbelakangi oleh rumitnya jejaring iklan masa kini seperti Google dan MSN. Christian memikirkan tentang sesuatu yang dapat memecah kerumitan yang dianggapnya tidak perlu tersebut. kemudian terdoronglah dia untuk membuat sebuah platform yang lebih sederhana dan tidak membingungkan seperti yang sudah ada. Dia ingin menciptakan sesuatu yang inovatif dan sederhana yang akan merevolusi cara kerja iklan.

Branchr berhasil meraup 500.000 poundsterling di tahun pertama. Kini, situs taruhan William Hill malah malah menjadi salah satu kliennya. Walaupun Christian tentu terlalu muda untuk melayani bisnis taruhan seperti itu.

Branchr kini menjual lebih dari 250 juta iklan ke 11.000 website setiap bulan dan mengakuisisi perusahaan Atomplan yang melayani software untuk bisnis. Branchr dinobatkan oleh The Daily Mail secara resmi menjadi Enterprising Young Brit untuk tahun 2010. Penghargaan tersebut secara rutin diberikan setiap tahun kepada para remaja kaya yang berhasil merintis usaha di Inggris Raya.

Situs besar lainnya yang diuntungkan oleh perusahaannya adalah MySpace, media jejaring sosial.

Menurut Christian, sebetulnya tidak ada pula formula ajaib dalam bisnis, hanya perlu kerja keras, keteguhan dan semangat untuk mengerjakan sesuatu yang hebat. Tujuannya adalah menjadi terkemuka dalam dunia internet dan periklanan mobile serta menekan dirinya untuk mencapai puncak permainan ini.

Kesuksesannya sekarang pun tidak mengubah kehidupan pribadinya dan tetap saja hobi fotografi serta main gitar. Begitu juga relasinya dengan teman-temannya. Tak ada yang berubah.

Kesuksesan Christian tentu saja berkat orangtuanya juga. Pada usia tujuh tahun, dia sudah dikenalkan dengan komputer dan belajar mendesain situs secara otodidak pada usia 10 tahun, ketika pertama kali mendapat komputer buatan Mac.

Terdapat tiga poin penting yang ingin Christian sampaikan kepada sesama pemula terutama remaja yang hendak membangun usaha mereka sendiri. Pertama, berapa pun umur anda, jika anda memiliki ide usaha dan merasa sangat bergairah untuk memulai, lakukanlah. Kedua, tidak ada yang gratis. Anda harus bekerja keras untuk setiap hal yang anda inginkan. Ketiga, jika anda ingin melakukan suatu pekerjaan, kerjakanlah dengan sebaik-baiknya.***

 

JULIANNE GOLDMARK & EMILY MATSON

Memulai Bisnis di usia: 13 Tahun


Kisah pendirian perusahaan Emy-Jay Inc. dimulai ketika Julianne Goldmark dan Emily Matson jatuh cinta pada ikat kepala dari para pemain di film serial televisi favorit mereka pada saat itu, Gossip Girl, tetapi ikat kepala itu terlalu mahal. Ibu-ibu mereka mengantarkan mereka ke LA Fashion District untuk mencari ikat kepala yang serupa tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Jadi mereka pun memutuskan untuk membuatnya sendiri.

Mereka lalu membeli semua warna kain yang bisa mereka temukan, kemudian berkreasi untuk menciptakan apa yang kemudian menjadi Emi-Jay. Dari bando hingga ikat rambut, mereka menciptakan aksesoris yang mereka inginkan dan segera disukai rekan-rekan mereka.

Kemudian titik balik besar terjadi. Ibu Emily bercerita pada teman dan sekaligus penata rambutnya, Chris McMillan tentang apa yang Emily dan Jay lakukan. Chris kemudian meminta ikat rambut warna hitam yang sederhana untuk kliennya, aktris Jennifer Aniston, untuk dipakai pada sebuah peluncuran film. Emi dan Jay kegirangan ketika mengetahui salah satu aktris terkenal akan mengenakan salah satu desain mereka, dan kemudian mereka menjadi sangat terkejut ketika majalah terkenal Marie Claire menghubungi mereka tak lama setelah itu untuk meminta izin menampilkan liputan tentang produk mereka di majalah itu.

Pada saat itu, mereka hanyalah dua remaja putri berusia 14 tahun yang membuat ikat rambut di rumah mereka tanpa ada pengalaman bisnis dan tidak ada situs internet. Lalu mereka memutuskan untuk menggabungkan nama panggilan mereka dan menamai perusahaan mereka "Emy-Jay." Situs resmi mereka diluncurkan pada 2009 dan dari sana bisnis mereka terus tumbuh.

Pada awalnya, mereka bekerjasama dengan sebuah butik kecil bernama Stacey Tood, di Los Angeles untuk menjualkan produk mereka. Mereka mengenal pengelola toko itu sehingga mudah untuk memulai kerjasama itu. Ketika liputan tentang mereka diterbitkan di Marie Claire Magazine, bisnis mereka melaju dengan cepat.

Sekarang, Emy dan jay telah menjual produknya ke lebih dari 2.000 pengecer termasuk Nordstrom. Penghasilan mereka juga fantastis, mencapai US$ 10 juta per tahun. Kisah dan produk mereka telah ditampilkan dalam Oprah's O, The Oprah Magazine sebanyak 12 dan baru-baru saja bermitra dengan jaringan wanita Step Up sebagai sponsor dari Young Luminaries Program untuk membantu para gadis remaja mempersiapkan magang pertama mereka yang dibayar.

Mereka juga telah mempunyai kantor pusat yang luas dengan karyawan purna waktu sebanyak 25 orang yang membantu kedua gadis muda itu menjalankan bisnis mereka. Karena mereka berdua yang berusia 20 tahun harus meneruskan pendidikan mereka di perguruan tinggi.

Padahal pada awalnya, mereka membuat produk mereka di lantai tempat tidur Julianne, kemudian mengubah ruang tamu menjadi kantor,  lalu merekrut beberapa karyawan yang bekerja purna waktu dan pindah ke kantor berukuran medium, dan kemudian mampu pindah ke kantor pusat Emy-Jay yang luas.

Menjadi pengusaha remaja bagi Emy dan Jay mempunyai suka dan duka tersendiri. Memulai bisnis di usia belia memberi mereka keuntungan karena bisa membangun merek mereka terpisah dari para pesaing, tetapi di lain pihak, banyak orang yang tidak menganggap serius mereka. Kebanyakan orang melihat mereka hanya sebagai dua gadis remaja dengan hobi mereka dan hanya iseng-iseng saja menjual produk mereka. Tetapi setelah mereka berdua melegalkan bisnis mereka dan perusahaan mereka menjadi besar, banyak orang tidak lagi menganggap remeh mereka.

Tanpa pengalaman bisnis dan tanpa investor, kedua gadis itu menjalankan bisnisnya dengan terus belajar. Semuanya dibiarkan saja mengalir apa adanya. Untungnya mereka memiliki teman-teman dan kerabat yang bisa membantu mereka. Jaringan pertemanan itulah yang berperan besar dalam membesarkan bisnis mereka.

Mereka juga merasa beruntung mendapatkan banyak masukan dari orang-orang di semua bidang dunia bisnis, tetapi mereka selalu belajar hal baru setiap hari. Itulah yang membuat pengalaman bisnis mereka menjadi pengalaman yang luar biasa***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama