Pola asuh yg sesuai dengan anak Remaja

 


 Bagi orang tua, memiliki anak adalah hal yang sangat membahagiakan. Ada banyak harapan dan cita-cita kita terhadap anak. Tapi apakah kita bisa memastikan bahwa anak kita akan menjadi pribadi yang kita inginkan? Untuk itu kita harus banyak belajar bagaimana mendidik anak agar menjadi pribadi yang baik dan membanggakan orang tua. Setiap jenjang usia membutuhkan cara mendidik yang berbeda. Cara didik untuk Balita berbeda dengan cara didik usia anak-anak. begitu juga dengan usia remaja dan selanjutnya usia remaja dewasa.

Kalau kita sebagai orang tua tidak menambah pengetahuan dan wawasan cara mendidik anak, maka ada kemungkinan kita akan salah cara mendidik yang mungkin justru berakibat buruk bagi perkembangan anak-anak kita. Jadi parents, belajar yok...

1. Berikan Cinta Kasih dan Perhatian

Perhatian yang positif dari orangtua adalah yang paling dibutuhkan seorang anak saat memasuki masa remaja. Karena itu, luangkan waktu untuk bersama anak remajamu untuk menunjukkan kepadanya bahwa kamu peduli dan menyayangi nya. Dengarkan anak remajamu ketika ia sedang berbicara atau bercerita, dan hormati perasaannya. 

Bila anak remajamu tampaknya enggan atau malas untuk menjalin hubungan yang dekat denganmu, teruslah berusaha. Makan bersama setiap malam mungkin dapat menjadi cara yang baik untuk mempertahankan kedekatan dengannya. 

Lebih baik lagi bila ibu juga mengajak anak remajanya untuk menyiapkan makanan bersama-sama. Pada saat-saat dimana kamu merasa berbicara dengan anak remaja sangat sulit, cobalah untuk melakukan kegiatan bersama dengan anak remajamu di ruangan yang sama. Berada berdekatan mungkin dapat menjadi awal yang baik untuk memulai percakapan.

Ingatlah bahwa cinta tanpa syarat bukan berarti kamu menyetujui semua perbuatannya. Kamu dapat tetap mendisiplinkan anak remajamu sambil menunjukkan bahwa cintamu tidak berdasarkan perilakunya.

2. Tetapkan Ekspektasi yang Masuk Akal

Anak remaja cenderung ingin memenuhi ekspektasi orangtuanya. Karena itu, sebaiknya tidak perlu menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi. Sesuaikan dengan kemampuannya dan jangan terlalu memaksanya berestasi, seperti mendapatkan nilai A, harapkanlah anak remaja kamu menjadi anak yang baik, hormat, jujur, dan murah hati.

Ketika berbicara mengenai pencapaian sehari-hari, ingatlah bahwa kepercayaan diri anak remaja kamu dapat meningkat bila ia berhasil melewati suatu rintangan, yang juga dapat mempersiapkan ia untuk tantangan berikutnya. Saat anak remaja kamu melakukan tugas yang lebih sulit, alih-alih mengaturnya, dukung ia untuk menentukan apa yang dapat ia tangani. 

Bila anak remaja kamu gagal, penting bagi orangtua untuk memberi dukungan dan menyemangatinya agar ia dapat bangkit kembali dan mencoba lagi. Lebih penting untuk memuji usaha anak daripada hasil akhirnya.

 3. Tetapkan Aturan dan Konsekuensi

Mendisiplinkan anak adalah tentang bagaimana orangtua mengajarnya, bukan menghukum atau mengekangnya. Untuk mendorong anak remaja berperilaku baik, diskusikanlah dengannya tentang perilaku apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima di rumah, di sekolah dan di tempat lain. Kemudian, buat konsekuensi yang adil dan sesuai untuk perilaku anak remajamu. 

Dalam menentukan konsekuensi, ingatlah hal-hal berikut:

  • Hindari Memberi Ultimatum. Anak remaja mungkin menganggap ultimatum sebagai tantangan yang membuat ia cenderung ingin mencoba untuk melanggarnya.

  • Jelas dan Ringkas. Alih-alih memberi tahu anak remaja kamu untuk tidak keluar larut malam, tentukanlah jam malam tertentu. Buatlah aturan kamu singkat dan to the point. Buat juga konsekuensi segera terkait dengan pilihan atau tindakan anak remaja kamu.

  • Jelaskan Peraturan yang orang tua buat. Anak remaja mungkin lebih cenderung untuk mematuhi aturan ketika ia mengerti tujuannya. Ia mungkin tidak akan memberontak ketika anak remajamu tahu bawah peraturan tersebut dibuat untuk kebaikan dan keselamatannya.

Saat menegakkan konsekuensi, tegurlah perilaku yang dibuat anak remajamu, bukan pribadinya. Hindari juga menggunakan kata-kata yang kasar, nada yang merendahkan atau tidak sopan. Mempermalukan anak remajamu hanya membuatnya untuk bertindak defensif dan bukannya merefleksikan kesalahannya. Jadi, sebelum berbicara, cobalah bertanya pada diri sendiri apakah yang akan kamu katakan itu benar, perlu, dan tidak menghakimi.

4. Berikan Contoh yang Positif

Anak remaja belajar bagaimana berperilaku dengan memperhatikan orangtua mereka. Tindakan kamu berdampak lebih besar daripada kata-kata kamu. Jadi, tunjukkanlah pada anak remaja kamu cara mengatasi stres dengan cara yang positif dan tangguh. Jadilah model yang baik dan anak remaja kamu mungkin akan mengikuti jejak kamu.

 Demikian sedikit hal yang dapat kita lakukan sebagai orang tua agar dapat mengendalikan prilaku anak remaja kita yang kadang berfikir diluar dugaan kita. semoga kita dapat mendidik anak2 kita dengan baik tanpa harus melukai perasaan nya dan tanpa merasa terluka atas prilaku anak-anak remaja kita.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama