ANAK-ANAK SUPER YANG MANGGUNCANG DUNIA XV

EMILY BEAR

Pianis dan Komponis Musik Klasik di Usia 3 Tahun


Emily Bear yang lahir pada 30 Agustus 2001 adalah pianis dan komposer dari Rockford, Illinois Amerika Serikat. Ketika Emily berusia 2 tahun, neneknya menemukan bakatnya bermain piano. Lalu dia mulai belajar dengan Emilio del Rosario di Institut Musik Chicago. Saat usianya empat tahun, Emily diterima di kampus Winnetka untuk belajar musik klasik. Dia kemudian juga belajar membuat ilustrasi musik film di New York University.

Emily mulai menulis musik pada usia 3 tahun. Pada usia delapan, dia telah membuat lebih dari 350 lagu. Untuk lagunya Northern Lights, dia memenangkan ASCAP Foundation Morton Gould Young Composer Award bagi para komponis di bawah 18 tahun. Dia juga memenangkan Rockford Area Music Industry Award (RAMI). Emily pun dinobatkan sebagai pemain solo termuda dalam sejarah Festival Musik Ravinia.

Emily membuat debut profesionalnya dengan melakukan konser solo di Fastival Music Ravinia saat berumur 5 tahun. Dia memainkan musik solonya selama 40 menit dengan percampuran klasik, jazz dan komposisinya sendiri. Dia adalah pemain termuda dalam 100 tahun lebih sejarah Ravinia.

Pada usia 6 tahun, Emily diundang untuk tampil di gedung putih di depan presiden dan ibu negara George W. Bush dan 400 tamu penting lain.

Ketika berumur 9 tahun, Emily mulai tampil di gedung tempat pertunjukan musik-musik klasik yang sangat terkenal di dunia, yaitu Carnegie Hall, New York. Dia bermain solo dan bersama orkestra. Dalam konser tersebut, dia memainkan salah satu karyanya untuk pertama kalinya "peace-We are the Future" yang diamainkannya bersama 110 pemusik orkestra dan 220 anggota paduan suara.

Pada 2009, Emily membuat debut internasionalnya dengan melakukan dua resital solo di Asissi of The World Festival di Umbria, Italia dan konser solo di Hangzhou, China. Pada 2011, dia diundang oleh Quincy Jones untuk tampil di Festival Jazz Montreux ke-45 di Swiss dan Festival de Castell di Peralada, Spanyol. Emily juga pernah tampil di Istana Hoffburg di Wina, Austria.***

 

MOSHE KAI CAVALIN

Sabet 3 Gelar Sarjana di Usia 14 Tahun


Moshe Kai Cavalin baru berumur 14 tahun, tapi dia sudah mendapatkan 3 gelar dari perguruan tinggi. Moshe mulai merasa bangku perkuliahan saat umurnya masih 8 tahun. Dia mengawali studinya di East Los Angeles Colege, dan mendapatkan dua gelar Associate of Art pada usia 11 tahun. Kemudian Moshe masuk University of California, Los Angeles (UCLA) untuk mendapatkan gelar sarjana matematika. Selain itu, dia juga sudah menerbitkan buku yang berjudul We Can Do, tentang 100 petunjuk untuk meraih sukses.

Moshe berdarah campuran dari ibu keturunan China dan ayah keturunan Brazil. Lahir di Los Angeles, Amerika Serikat, Moshe sudah berlatih matematika sederhana pada usia empat tahun, ketika orangtuanya memasukkannya pada program belajar intensif termasuk matematika, musik, seni bela diri dan membaca.

Setelah ditolak oleh sejumlah sekolah yang khawatir dia akan mengalihkan perhatian siswa lain, ibunya Shu Chen Chien dan ayahnya Joseph Cavalin memutuskan untuk memberikan dia program home-schooling.

Moshe juga mahir seni bela diri. Dia memenangkan sejumlah kejuaraan bela diri. Tokoh idolanya adalah Albert Einstein dan Bruce Lee. Dia juga belajar menyelam.

Ibu Moshe mengatakan putranya menunjukkan bakat luar biasa di usia dua tahun. Dia belajar sangat cepat dan suka menonton TV dan membaca buku anak-anak. Ayahnya yang lulusan master administrasi bisnis kemudian memutuskan keluar dari pekerjaannya untuk mengajar anaknya sendiri.

"Saya mencoba menyekolahkan anak saya ke sekolah dasar, tetapi dia belajar terlalu cepat dan dia sering tidak menemukan apa-apa untuk dikerjakan di kelas. Saya kemudian memutuskan mengajarinya di rumah," kata ayahnya.

Moshe mulai belajar piano pada usia empat tahun, dan kemudian belajar kung fu. Pada usia 7 tahun, Moshe menyelesaikan SMP dan SMA di rumah. Chien selanjutnya mendaftarkan Moshe ke East Los Angeles Community College, tetapi ditolak karena dia dianggap terlalu kecil.

Pada usia 8 tahun, Moshe mendaftar lagi dan diterima setelah lulus ujian masuk. Awalnya dia hanya boleh mengikuti dua kelas yakni matematika dan fisika. Namun, setelah Moshe selalu mendapatkan nilai A plus, dia diperbolehkan mengikuti kelas lain.

Moshe membuat semua orang terkagum-kagum. Bocah berusia 11 tahun itu lulus kuliah dari East Los Angeles College, dengan IPK sempurna 4,0.

Ketika Moshe mulai kuliah di usia 8 tahun, dia adalah siswa termuda di kelasnya. Namun dia mampu memberikan les privat kepada teman-teman sekelasnya yang berusia 19 hingga 20 tahun dalam mata pelajaran matematika dan fisika.***


ALMA DEUTSCHER

Menciptakan Sonata Opera di Usia 5 Tahun


Alma Elizabeth Deutscher mulai menulis sonata pertamanya di usia lima tahun. "Dibutuhkan waktu lama untuk menulis sonata pertamaku," kata Alma yang suka minum teh susu dari cangkir yang dihiasi dengan gambar tupai. "Aku berada di kamar bermain dengan boneka dan bernyanyi," kenangnya. "Lalu aku berpikir, 'Oh, itu bagus, apa yang aku nyanyikan itu adalah melodi yang indah."

Alma lahir pada 2005 tinggal bersama orangtuanya di Dorking, Surrey, Inggris. Ayahnya, Guy Deutscher, adalah seorang ahli bahasa dan pemain suling amatir. Sedangkan ibunya, Janie Deutscher, adalah seorang akademisi.

Ayahnya mengatakan putrinya bisa bisa mengulang sajak dalam pitch yang sempurna sebelum dia bisa berbicara. Pada usia dua tahun, dia mulai belajar piano.

"Untuk ulang tahun ketiganya, saya membelikannya sebuah biola kecil sebagai mainan," kata sanga ayah. "Dia begitu gembira dengan hadiah itu dan mencoba bermain di kamarnya selama berhari-hari, jadi kami memutuskan untuk mencarikannya seorang guru. Dalam waktu kurang dari satu tahun dia sudah bisa bermain sonata."

Seperti anak-anak lainnya, Alma suka bermain di taman dan pergi ke balet bersama teman-temannya dan kemudian menghabiskan lima jam sehari tenggelam dalam musik. Apakah dia pernah bosan? "Tidak," jawabnya.

Karya Alma berikutnya adalah sebuah opera pendek The Sweeper of Dreams yang diselesaikan Alma ketika berusia 7 tahun pada tahun 2012. Ciptaanya ini diikutkan dalam sebuah kontes yang diadakan English National Opera yang bertujuan menggali bakat-bakat baru di bidang musik klasik. Sonata ciptaan Alma ini berhasil masuk final.

Bagaimana Alma menggubah musik operanya? "Musik datang kepadaku ketika aku sedang santai, duduk atau berbaring. Aku suka membayangkan tentang peri dan putri dan gaun yang indah," kata Alma.***


ETHAN BORTNICK

Gelar Tur Konser Tunggal di Usia 9 Tahun


Ethan Jordan Bortnick sudah mampu tampil sebagai penyanyi profesional seperti Beyonce atau Elton John dan mencatatkan namanya di Guinness Book of World Record sebagai musisi solo termuda di dunia yang melakukan tur konser tunggalnya. Dia juga membuat kejutan dengan menggelar tur tunggalnya, berkeliling di 22 kota di Amerika Serikat.

Ethan lahir pada 24 Desember 2000 di Pembroke Pines, Florida, Amerika Serikat. Selain penyanyi, dia juga pianis, komponis, penulis lagu , aktor dan musisi. Ethan mulai bermain keyboard pada usia 3 tahun dan menulis musik pada usia 5 tahun. Dia telah tampil di program televisi nasional dan internasional.

Pada 10 Mei 2007, debut televisi nasional Bortnick adalah pada The Tonight Show dengan Jay Leno. Pada acara itu, dia bertemu Cameron Diaz dan Nelly Furtado. Selanjutnya di tahun yang sama, dia tampil lagi sebagai bintang tamu di beberapa acara televisi, antara lain The Martha Stewart Show, Good Morning America, Inside Edition, Access Hollywood dan The Early Show. Pada 12 Mei 2008, Bortnick muncul di The Oprah Winfrey Show.

Pada umur 9 tahun, Ethan menjadi artis termuda yang memiliki acara sendiri dalam National PBS Concert Special yang berlangsung selama 60 menit dan 90 menit. Ethan membuat rekor lain dengan menjadi penampil termuda di Las Vegas di usia 10 tahun dan sudah dua kali konser semua tiketnya terjual habis. Pada 2011, Ethan menjadi aktor termuda yang menciptakan soundtrack dan memainkan peran utama dalam sebuah film.***

Post a Comment

أحدث أقدم