TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXXIX

WILHELM CONRAD RONTGEN

Penemuan Sinar X


Pernah mendengar istilah rontgen atau yan biasa diucapkan dengan lafal ronsen pada lidah orang Indonesia? Istilah yang sebenarnya sudah umum ini mungkin samar-samar pernah sering terdengar. Misalnya ketika orang mengalami tabrakan dan cidera pada kaki atau tangannya. Di rumah sakit, bagian tubuh yang terluka itu akan dironsen untuk melihat kondisi tulang didalamnya, apakah patah, retak atau baik-baik saja. Tidak saja untuk mendeteksi tulang, rontgen juga bisa digunakan untuk memeriksa keadaan organ lainnya yang ada di dalam tubuh.


Proses rontgen dilakukan dengan menggunakan perantara sinar X, yaitu sinar yang dapat difungsikan untuk mendiagnosis atau melihat suatu benda yang tertutup benda lainnya. Contohnya tulang yang tertutup oleh daging atau organ-organ lainnya seperti paru-paru, jantung, hati dan lain sebagainya. Tokoh jenius yang pertama kali menemukan sinar X dan kegunaannya bagi dunia medis ini adalah Wilhelm Conrad Rontgen. Ya, nama belakang sang penemu diabadikan untuk menyebut proses penggunaan  sinar X, yakni rontgen.

Dilahirkan pada 27 Maret 1845 di Lennep, Jerman, Wilhelm Conrad Rontgen berasal dari keluarga pedagang. Pekerjaan ayahnya sehari-hari adalah sebagai penjual pakaian. Ketika Rontgen berusia 3 tahun, keluarganya pindah ke Belanda, mereka tinggal di kota kecil bernama Apeldoorn. Di sinilah Rontgen menempuh masa pendidikan dasarnya. Semasa kecil hingga remaja, bakat Rontgen di bidang sains belum terlihat betul. Di masa-masa itu ia justru aktif di komunitas pecinta alam dan kerap turut serta dalam ekspedisi pendakian gunung.

Pendidikan menengah Rontgen ditempuhnya di sekolah asrama bernama Institut Martinus Herman van Doorn. Setelah lulus pada 1862, Rontgen melanjutkan studinya ke sebuah sekolah teknik di Utrecht, Belanda. Tiga tahun berselang, ia menerusan kuliah ke Universitas Utrecht, dan fisika menjadi pilihan Rontgen. Seusai meraih gelar sarjana, Rontgen memutuskan pindah dari Belanda menuju ke Swiss untuk menempuh studi lanjut di jurusan Rekayasa Mekanik Universitas Zurich. Di sini, bakat Rontgen untuk menjadi seorang fisikawan semakin terasah dan ia memperoleh gelar Ph.D. pada 1869.

Selanjutnya, Rontgen menapak karir sebagai akademisi. Pada 1874, ia menuju ke Prancis untuk mengajar di Universitas Strasbourg. Setahun kemudian, Rontgen kembali ke Jerman dan diangkat sebagai guru besar di Akademi Pertanian Hohenheim. Tahun depannya, ia balik ke Universitas Starsbourg dan ditunjuk sebagai profesor bidang fisika. Rontgen bertahan sampai 3 tahun di Starsbourg sebelum hijrah ke Universitas Giessen dan menduduki jabatan sebagai ketua jurusan Fisika di sana. Pada 1898, Rontgen menerima tawaran untuk mengajar di Universitas Wurzburg. Berikutnya, ia diangkat sebagai ketua jurusan fisika di Universitas Munchen, Jerman, sejak tahun 1900.

Rontgen mulai bersentuhan dengan riset tentang sinar X pada 1895 di mana ia mempelajari fenomena arus listrik melalui gas bertenaga rendah. Ia merupakan pijakan awal menuju penemuan sinar X. Pada suatu ketika di akhir tahun 1895, Rontgen berhasil menciptakan sinar yang mampu menembus lembaran kertas tertutup. Saat itu ia menggunakan sinar kotoda. Rontgen terus menguji kemampuan sinar itu dan kemudian menyimpulkan bahwa semakin tebal penutup, semakin samar pula gambar yang didapatkan dari sebuah objek yang disinarinya.

Untuk lebih memastikan, Rontgen lantas mencoba menyorotkan sinar temuannya itu ke tangan istrinya. Hasilnya cukup mengejutkan sekaligus memuaskan. Tulang tangan istrinya terlihat dengan sinar ajaib itu. Penemuan itu oleh Rontgen diber nama sinar X karena ia sendiri tidak tahu mengenai jenis sinar tersebut. Usut punya usut, Sinar X ternyata memuat sifat elektromagnetik seperti sinar lainnya, akan tetapi mengandung frekuensi getar yang berbeda.

Pada 1901, Rontgen memperoleh Hadiah Nobel dalam bidang Fisika, inilah pencapaian terbesar dalam hidup dan karirnya sebagai ilmuwan. Sinar X ditemukan oleh Rontgen dinilah sebagai salah satu penemuan terbesar dalam sejarah ilmu kedokteran. Bahkan, pada perkembangannya, Sinar X juga dimanfaatkan untuk kepentingan di bidang lain, misalnya dipakai dalam sistem keamanan untuk mendeteksi barang-barang bawaan yang dimasukkan di tas tanpa harus membuka tasnya. Metode seperti ini sudah diterapkan di bandara dan di tempat-tempat ublik lainnya. Wilhelm Conrad Rontgen wafat di Munchen, Jerman, pada 19 Februari 1923.***

 

WILLIAM HERSCHEL

Penemu Planet Uranus dan Infra Red


Pada 13 Maret 1781, William Herschel mengumumkan bahwa ia telah menemukan planet Uranus, planet ketujuh dari Matahari sekaligus merupakan planet terberat keempat dan terbesar ketiga di tata surya. Ditemukannya Uranus ini menjadi babak baru dalam perkembangan penelitian tentang luar angkasa. Herschel mencatatkan dirinya sebagai orang pertama yang menemukan planet ini di tata surya dengan menggunakan teleskop. Penemuan planet Uranus cukup fenomenal karena meskipun bisa dilihat dengan mata telanjang namun wujudnya sulit dikenali sebagai sebuah planet oleh para pengamat sebelumnya karena cahayanya sangat redup dan memiliki orbit yang lambat.

Penamaan Uranus diambil dari nama Dewa Langit dalam kepercayaan Yunani Kuno. Uranus dalam bahasa Yunani Kuno berarti "angkasa" sekaligus sebagai Dewa Langit yang merupakan ayah dari Kronos (Saturnus) dan kakek dari Zeus (Yupiter). Dewa Uranus juga dipercaya telah menurunkan Aphrodite, Dewi Kecantikan yang telah melegenda itu. Sebagai planet, komposisi Uranus nyaris serupa dengan Neptunus yang mengandung banyak unsur cair, seperti kandungan air, amonia, dan metana. Atmosfer planet Uranus termasuk salah satu yang terdingin di tata surya dengan suhu yang sangat rendah. Sementara itu, permukaan Uranus didominasi oleh es dan bebatuan.

William Herschel, sang penemu Uranus, adalah orang asli Jerman yang lahir pada 1738. Sejak kecil, Herschel sudah memiliki keesukaan mengamati benda-benda di langit, apalagi setelah  ayahnya memberikan hadiah kepadanya berupa teropong. Herschel menemukan Uranus secara tidak sengaja saat mengamati langit dari taman di rumahnya. Awalnya, Herschel mengira benda langit yang dilihatnya itu adalah komet, namun ternyata adalah sebuah planet. Herschel semakin serius meneliti dan mengamati Uranus dengan memakai teleskop yang didesainnya sendiri.

Tahun 1822, Herschel pindah ke Inggris. Saat itu, nama Herschel sebagai seorang ilmuwan berprestasi sudah cukup dikenal sehingga menarik perhatian pihak Kerajaan Inggris yang kemudian menawarinya untuk bekerja sebagai ilmuwan istana. Herschel menerima tawaran tersebut hingga pada akhirnya ia memperoleh gelar kebangsawanan dari Kerajaan Inggris, namanya pun kini menjadi Sir William Herschel.

Semasa mengabdi sebagai ilmuwan istana untuk kerajaan Inggris itulah Herschel berhasil menemukan infra red atau sinar infra merah. Sinar ini sebenarnya merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang lebih besar dari cahaya kelihatan sehingga tidak terlihat oleh mata Akan tetapi, radiasi panas yang ditimbulkan infra merah masih terasa atau masih dapat dideteksi. Herschel sebenarnya menemukan sinar infra merah itu secara tidak sengaja saat sedang melakukan pekerjaan astronominya. Ketika itu, Herschel sedang mencari bahan penyaring optik yang akan dipakai untuk mengurangi kecerahan gambar matahari pada teleskop tata surya.

Penemu sinar infra merah oleh Herschel ini ternyata sangat berguna bagi kehidupan dunia di masa-masa yang selanjutnya. Secara garis besar, sinar infra merah dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran gelombangnya, yakni pendek, menengah, atau panjang. Ketiga jenis ukuran gelombang ini mempunyai kegunaannya masing-masing. Sinar infra merah bergelombang pendek berguna untuk pencitraan pandangan malam seperti pada nightscoop, bidang farmasetika, diagnostik medis, ilmu pangan, dan pengujian kualitas produk-produk agrokimia.


Sedangkan infra merah gelombang menengah biasanya digunakan pada berbagai alarm. Sedangkan infra merah dengan gelombang panjang sangat bermanfaat untuk alat-alat kesehatan dan mengalami perkembangan fungsi lainnya seperti untuk mendeteksi keamanan senjata, apakah itu senjata biasa, senjata kimia, senjata biologi atau jenis senjata lainnya. Fungsi sinar infra merah yang seperti itu juga sering digunakan di bandara untuk memeriksa barang bawaan calon penumpang.

Meskipun sangat berguna dalam kehidupan manusia, namun menggunakan sinar infra merah ternyata juga punya dampak negatif. Sinar infra merah dapat merusak jaringan sel, sehingga bias berdampak kurang baik pada kesehatan manusia yang sering terkena sinar ini. Semua penemuan manusia yang pernah ada memang memiliki banyak kemungkinan, tergantung kearifan dalam menggunakannya. Bagaimana pun William Herschel telah banyak berjasa bagi perkembangan ilmu astronomi maupun cabang-cabang keilmuwan lainnya berkat aktivitas dan penemuannya. Hersche wafat di Inggris pada 1822.***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama