BENITO MUSSOLINI (1883-1945)


 "Perang mampu mengantarkan kekuatan manusia menuju ketegangan tertinggi dan menegaskan gelar bangsawan bagi orang-orang yang berani menciptakannya."

 

A. Biografi Singkat

Benito Mussolini merupakan salah satu pemimpin diktator dunia yang berkuasa di Italia. Pada awalnya, ia hanyalah merupakan seorang jurnalis dan guru didaerahnya. Akan tetapi, pada tahap selanjutnya, Mussolini mulai tertarik pada pemikiran-pemikiran Karl Marx. Ketertarikannya itulah yang kemudian menjadikannya sebagai tokoh sosialis.

Selain itu, Mussolini selama ini juga dikenal sebagai pimpinan fasisme Italia dan begitu mengagungkan nasionalime Italia. Pada dasarnya, nasionalisme dalam diri Mussolini tertanam semenjak kecil. Pada masa kecilnya, Mussolini mengimpikan agar masyarakat Italia kembali bangkit. Dengan kebangkitan itulah, Mussolini meyakini bahwa masyarakat Italia dapat mengulang kejayaan masa lalu, yakni pada zaman Imperium Romawi Kuno.

Benito Mussolini dilahirkan dari sebuah keluarga miskin yang mendiami daerah Predappio, Italia, tepatnya pada tanggal 29 Juli 1883. Ayahnya, Alessandro, dikenal sebagai seorang pengrajin besi. Kondisi inilah yang mengingatkan penulis pada sosok fasisme lainnya, khususnya Hitler di Jerman.

Kedua tokoh fasisme tersebut, Mussolini dan Hitler, memiliki latar belakang kehidupan keluarga yang hampir sama. Selain keduanya dilahirkan dari keluarga miskin, keduanya juga memiliki ayah yang bekerja atau berprofesi sebagai tukang besi di daerah masing-masing.

Terlepas dari hal itu, Mussolini memang memiliki karakter yang keras dan brutal semenjak masa kecilnya. Hal itu terihat dengan tindakan brutal Mussolini yang kerap dilakukan terhadap teman-teman sekolahnya. Banyak yang mengatakan bahwa Mussolini merupakan sosok murid yang disegani dan berkuasa di antara murid-murid lainnya.

Suatu ketika, Mussolini pernah melakukan penusukan terhadap salah satu teman sekolahnya yang saat itu berselisih dengannya. Di samping itu, Mussolini tidak hanya melakukan tindakan brutalnya kepada teman-teman sekolahnya saja, tapi para guru-gurunya pun kerap kali menjadi sasaran kebrutalan Mussolini.

Kebrutalan dan kebengisan itulah yang dibawanya hingga memimpin Italia. Bersama dengan fasismenya, ia menjadikan Italia sebagai sebuah kekuatan yang begitu menakutkan, baik bagi lawan politik maupun rakyat Italia yang menentangnya. Bahkan, untuk mendukung gerakannya tersebut, Mussolini menjalin poros kerja sama dengan fasisme Jerman yang saat itu dipimpin oleh Hitler.

Meski demikian, kekuatan Mussolini dengan fasismenya tidaklah bertahan cukup lama. Pada tahun 1945, Mussolini dengan fasismenya harus takluk dan mengakui kekalahan atas lawan-lawan politiknya di Italia. Akibat kekalahan fasisme tersebut, Mussolini pun akhirnya mati dengan cara yang mengenaskan di tangan kaum komunis yang selama ini menjadi korban kediktatorannya.

Mussolini bersama seorang selirnya, Clara Patacci(1) serta beberapa pengikutnya ditangkap dan kemudian dieksekusi mati di desa Giulinu, Mezegra. Mayat mereka digantung terbalik dan dipertontonkan bagi kalangan publik. Bahkan, mayat mereka menjadikan sebagai bulan-bulanan massa yang marah terhadap sepak terjang Mussolini dengan partai fasisnya.

Setelah rakyat Italia terpuaskan amarahnya, mayat Mussolini pun dikuburkan di sebuah makam tak bertanda yang berada di daerah Mussoco. Berselang satu tahun kemudian, sisa pendukung Mussolini menggali kuburan tersebut dan mayatnya disembunyikan di Certosa de Pavia, dekat Milan.

Akan tetapi, penggalian dan pemindahan mayat Mussolini yang dilakukan oleh pendukungnya tersebut menimbulkan kontroversi di kalangan rakyat Italia. Atas kontroversi itulah, mayat Mussolini akhirnya dapat ditemukan dan kemudian dikuburkan kembali di daerah kelahirannya, yaitu Predappio, Emilia-Romagna.


B. Sepak Terjang dan Kontribusinya

Hampir sama dengan yang dialami Jerman, Italia juga mengalami masa-masa keterpurukan pasca Perang Dunia I. Krisi ekonomi yang dialami Italia mengakibatkan pengangguran semakin merebak di berbagai daerah. Sedangkan Italia yang kala itu berada di bawah kepemimpinan Kaisar Victor Emmanuel III tidak mampu mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Sehingga, sebagian besar rakyat Italia menuding Kaisar Victor sebagai salah satu yang bertanggung jawab atas penderitaan rakyatnya.

Menurut Mussolini, keterpurukan Italia dalam berbagai bidang merupakan akibat dari penguasa yang tidak tegas, lemah, serta tidak disukai oleh rakyatnya. Di tengah-tengah keterpurukan ekonomi dan minimnya kepercayaan rakyat terhadap penguasa, kemudian Mussolini menciptakan sebuah golongan ultra nasionalis atau fasisme untuk melawan pemerintahan Kaisar Victor.

Benar saja, gerakan yang dilakukan Mussolini ini pun mampu mendapatkan dukungan dari rakyat Italia kala itu, khususnya dari kalangan industrialis dan perwira angkatan bersenjata. Pada tahun 1911, gerakan fasisme sudah muncul sebagai gerakan politik yang begitu besar di Italia.

Disamping itu, untuk memperkuat gerakannya, Mussolini membentuk sebuah pasukan perang yang kemudian dikenal sebagai pasukan Blackshirt (baju hitam). Pasukan ini menjadi begitu dikenal di kalangan masyarakat Italia karena penampilannya yang cenderung ganas dan menakutkan.(2)

Pasukan tersebut sebenarnya direkrut Mussolini dari para kumpulan preman, kriminal, dan kumpulan para penjahat yang sebelumnya menjadi "tukang pukul" para cukong. Dengan demikian, tidak heran apabila penampilan dan tingkah laku mereka cenderung brutal, kejam, angkuh dan menyeramkan.

Bahkan, ketika pasukan ini berarak memasuki kota Roma pada tanggal 28 Oktober 1922, Kaisar Victor dibuat ketar-ketir dan merasa ketakutan. Karena itulah, Mussolini kemudian diberikan sebuah wewenang oleh Kaisar Victor untuk masuk dalam wilayah kekuasaan Italia.

Sejak saat itu, Mussolini beserta pasukan fasismenya diangkat sebagai pengawal raja oleh Kaisar Victor. Selain itu, Mussolini juga diberikan kebebasan untuk memasukkan orang-orangnya ke dalam parlemen. Bahkan, Mussolini juga diberikan wewenang untuk membentuk sebuah badan polisi rahasia yang kemudian dikenal dengan sebutan Ovra.(3)

Pada tahun 1919, golongan ultra nasionalis mendirikan partai fasis dan menjadikan Mussolini sebagai pimpinannya. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1922, partai fasis tersebut mampu mengambil alih kekuasaan. Sejak saat itulah, Mussolini mulai melancarkan berbagai strategi politiknya untuk mengembalikan kejayaan yang pernah dicapai Romawi Kuno.

Untuk mencapai impiannya tersebut, Mussolini memulai sebuah gebrakan dengan menyerang Ethiopia pada tahun 1935. Serangan terhadap Ethiopia tersebut terus dilancarkan selama kurang lebih 2 tahun. Pada tahun 1937 akhirnya Ethiopia pun berhasil ditaklukkan. Peristiwa penaklukan inilah yang kemudian menjadikan Mussolini di Italia mulai diperhitungkan oleh dunia.

Mussolini dikenal begitu akrab dengan sosok Hitler yang memimpin fasisme Jerman. Karena keakraban itulah Mussolini mengadakan kerja sama dengan Hitler untuk saling membantu satu sama lain. Aliansi inilah yang kemudian menyeret Italia untuk turut campur dalam Perang Dunia II dan Italia berada di pihak Jerman. Meski demikian, justru keterlibatan Italia inilah yang mengakibatkan kerigian besar. Setelah kalah perang di Yunani dan Afrika, Italia diserang oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat, tepatnya pada tahun 1943. Pada tahun yang sama, Sicilia sudah dikuasai oleh pasukan sekutu dan Mussolini ditangkap dan dipenjarakan pada tanggal 12 September 1943.

Tetapi, Mussolini kemudian berhasil dibebaskan setelah mendapat bantuan dari pasukan Hitler. Semenjak saat itu, Mussolini seakan hanya hidup dibawah bayang-ayang Hitler. Atas bantuan Hitler, Mossalini akhirnya membentuk kembali gerakan fasis baru di Italia Utara yang saat itu berada di bawah jajahan Jerman.

Tidak lama berselang, Mussolini bersama istrinya terpaksa harus melarikan diri ketika kekuasaan sekutu sudah berhasil menaklukkan semenanjung Italia pada tahun 1945. Mussolini tertangkap kembali ke perbatasan Austria dan kemudian dieksekusi mati oleh kaum komunis yang memang sudah lama membencinya.

Terlepas dari hal itu, pemerintahan Mussolini di Italia ditandai dengan beberapa kebijakan penting. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:(4)

1. Perjanjian Leteren (1929). Perjanjian ini dibuat untuk meredam pertentangan yang terjadi antara Paus dan pemerintahan Italia. Dalam perjanjian tersebut, Mussolini memberikan izin kepada Paus untuk mendirikan pemerintahan Vatikan.

2. Pada tahun 1936, Italia mengadakan kerja sama dengan Prancis. Hal ini dilakukan untuk menjaga berbagai kemungkinan serangan Jerman yang kala itu tiba-tiba muncul sebagai kekuatan besar di dunia. Melihat kekuatan dan kebrutalan Jerman inilah, Mussolini menjalin kerjasama dengan Prancis. Akan tetapi, Jerman yang sebelumnya dikhawatirkan oleh Mussolini justru menjadi rekannya dalam Perang Dunia II. Bahkan, Jerman pula yang kemudian membantunya untuk terbebas dari penjara.

3. Pada tahun 1936, Italia berhasil menundukkan Ethiopia. Akibatnya, Ethiopia melaporkan kejadian tersebut kepada LBB (Liga Bangsa-Bangsa) dan Italia pun memutuskan untuk keluar dari LBB.

4. Pada tahun 1936-1939, Italia membantu Jenderal Franco dalam perang saudara di Spanyol.

5. Italia menjalin kerja sama dengan Jerman yang dipimpin oleh Hitler dengan kekuatan Nazi-nya. Dalam kerja sama tersebut, Italia dan Jerman sepakat untuk tidak saling mengganggu dalam mencapai cita-citanya masing-masing. Bahkan, keduanya sepakat untuk saling membantu satu sama lain. Jerman akan membantu Italia untuk melawan Inggris di laut tengah, sebaliknya Italia akan membantu Jerman untuk mengembalikan wilayahnya yang telah dikuasai Inggris semenjak Perang Dunia I.

6. Membentuk kerja sama politik antara Italia, Jerman, dan Jepang untuk melawan pasukan Rusia yang ditandai dengan perjanjian Anti-Komunis Internasional.

7. Memperkuat tentara Italia dengan tujuan untuk memperluas wilayah kekuasaan.

Dengan kebijakan-kebijakan tersebut, Mussolini mampu membawa Italia menjadi negara yang begitu kuat meski hanya dalam waktu yang relatif singkat. Setidaknya, Mussolini telah mampu membangkitkan rasa nasionalisme fanatik masyarakat Italia.***

 

 

(1)Emdievi Y.G. Alejandro, 41 Diktator Zaman Modern, hlm.35

(2)Monsanto Luka, Tangan Besi: 100 Tiran Penguasa Dunia, hlm. 45

(3)Emidevi Y.G. Alejandro, 41 Diktator Zaman Modern, hlm.32

(4)A. Faidi, Pemikiran Emas Tokoh Politik Dunia (Yogyakarta: DIVA Pres, 2013), hlm.41-42


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama