ANAK-ANAK SUPER YANG MENGGUNCANG DUNIA IV

MICHAEL KEVIN KEARNEY

Lulus Universitas di Usia 10 Tahun


Michael Kevin Kearney lahir pada 18 Januari 1984 di Honolulu, Hawaii. Di usia 10 tahun, dia mencengangkan dunia dengan menjadi orang termuda di dunia yang lulus dari universitas. Selain mencetak rekor termuda di umur 10 tahun, dia juga mengejutkan banyak orang dengan mengajar universitas pada usia 17 tahun.

Dia menjadi lebih terkenal dengan meraih gelar juara dalam sebuah kuis televisi "Who Wants to be a Millionaire" dengan membawa pulang hadiah utama sebesar US$ 1 juta.

Michael mengucapkan kata-kata pertamanya di usia 4 bulan. Pada usia 6 bulan, dia sudah bisa berbicara sendiri kepada dokter anak, "aku kena infeksi telinga kiri." Dia mulai belajar membaca saat 10 bulan. Ketika berumur 4 tahun, dia diberi tes diagnostik untuk program matematika bagi orang dewasa di Johns Hopkins. Jadi dia mengikuti tes sebelum waktunya dan hasilnya dia mencapai nilai sempurna.

Michael menyelesaikan sekolah menengah pada usia 6 tahun, kemudian mendaftar di Santa Rosa Junior Collage dan lulus pada umur 10 tahun. Dia masuk dalam Guinness Book sebagai lulusan universitas termuda di dunia, yaitu di usia 10 tahun dengan menerima gelar sarjana di bidang antropologi. Michael tidak hanya berhenti dengan meraih gelar di bidang antropologi saja, dia juga meraih tiga gelar sarjana lain, dalam geologi, ilmu komputer dan kimia. Dia juga memegang rekor untuk lulusan pascasarjana termuda di dunia dengan gelar magister dalam ilmu kimia.***


FABIANO LUIGI CARUANA

Grandmaster Catur di Usia 14 Tahun


Fabiano Luigi Caruana lahir pada 30 Juli 1992 di Miami, Florida, Amerika Serikat. Dia memiliki dua kewarganegaraan, Italia dan Amerika Serikat. Ayahnya adalah seorang Italia-Amerika dan ibunya orang Italia.

Ketika Caruana berumur 4 tahun, keluarganya pindah dari Miami, Florida ke Park Slope, Brooklyn. Kebetulan itu adalah lingkungan yang sama tempat Bobby Fischer, sang grandmaster legendary, tinggal semasa mudanya. Pada usia 5 tahun, bakat caturnya ditemukan dalam program catur yang diadakan sepulang sekolah oleh jemaah Beth Elohim di Park Slope, Brooklyn dan dia memainkan turnamen catur pertamanya di Pusat Catur Polgar di Queens, New York.

Pada 15 Juli 2007, Caruana menjadi Grandmaster pada usia 14 tahun, 11 bulan, 20 hari. Dia pun mencatatkan namanya sebagai Grandmaster termuda dalam sejarah baik Italia maupun Amerika Serikat. Sementara di tingkat dunia, Caruana menjadi pecatur dengan peringkat tertinggi untuk golongan di bawah usia 18 tahun, pada April 2009. Sementara pada November 2011, dia berada di peringkat ke-23 di dunia.

Sampai usia 12 tahun, dia tinggal dan bermain di Amerika Serikat, dengan perjalanan sesekali ke turnamen Eropa dan Amerika Selatan.

Pelatih catur pertamanya, di usia 6-8 tahun adalah Master Nasional Bruce Pandolfini. Sedangkan di usia 8-12 tahun, dia belajar pada Grandmaster Miron Sher.

Pada 2004, di umur 12 tahun, dia bersama keluarganya pindah dari Park Slope, Brooklyn ke Madrid untuk mengejar karir catur profesional. Dia dididik oleh Master Internasional Boriz Zlotnik di Madrid dan pada 2007 dia pindah ke Budapest untuk berlatih dengan Grandmaster Alexander Chernin. Dia kini tinggal di Lugano, Swiss, dan bermain untuk Italia.


WILLIE MOSCONI

Pebiliar Profesional di Usia 6 Tahun


William Joseph Masconi yang dijuluki "Mr Pocket Billiard" adalah pemain billiar profesional dari  Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. Ayah Willie memiliki sebuah tempat bermain billiar namun tidak mengizinkan Willie untuk bermain, sehingga Willie mencari cara lain untuk bisa bermain billiar. Dia berlatih dengan kentang-kentang kecil dari dapur ibunya dan sapu tua.

Ayahnya segera menyadari bahwa anaknya adalah anak ajaib yang pandai bermain billiar. Maka ayahnya mengadakan pertandingan dengan memasang iklan tantangan kepada para pemain biliar lain. Meskipun Willie harus berdiri di atas kotak untuk mencapai meja, dia mampu mengalahkan pemain-pemain seniornya yang lebih berpengalaman.

Willie lahir pada 27 Juni 1913 di Philadelphia. Pada 1919, saat berusia 6 tahun, sebuah pertandingan eksebisi diatur antara Willie dengan juara Dunia saat itu, Ralph Greenleaf. Meskipun Greenleaf memenangkan pertandingan itu, namun Willie bermain sangat baik dan meluncurkan karir profesionalnya di biliar. Pada 1924, di usia 11 tahun, Willie menjadi juara biliar remaja.

Tahun 1941-1957, Willie memenangkan Kejuaraan Dunia biliar 15 kali berturut-turut. Dia juga mempelopori banyak trik dalam biliar, mencetak banyak rekor, dan membantu mempopulerkan permainan biliar.***


MARCH TIAN BOEDIHARDJO

Masuk Universitas di Usia 9 Tahun.


March Boedihardjo diterima di Hong Kong Baptist University (HKBU) di usia 9 tahun untuk belajar matematika. Dia pun menjadi mahasiswa termuda di Hong Kong.

March adalah satu dari banyak anak berprestasi Indonesia. Dia lahir pada 1998 di Hong Kong. March dan keluarganya adalah orang Indonesia yang bermukim di Hong Kong. Pada 2005, March dan keluarganya hijrah ke Inggris, ketika kakak laki-lakinya, Horatio Boedihardjo yang saat itu berusia 14 tahun mendapat beasiswa di Oxford University, dalam program doktor Ph.D. dan membuat kakaknya itu menjadi salah satu siswa termuda di universitas itu.

March ternyata juga meniru kakaknya dalam hal kecerdasan, dan menunjukkan talenta lebih besaar di bidang ilmu matematika. Ayahnya memang mengenalkan matematika kepada kedua anaknya ini sejak mereka masih kecil, bahkan ketika makan pun yang mereka bicarakan adalah soal matematika.

March menyelesaikan sekolah menengahnya di Inggris ketika dia dan keluarganya menemani kakaknya yang menempuh pendidikan si Inggris. Hebatnya, March masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA.

Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti 10% pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut. Dia juga mendapatkan 8 GCSEs dalam waktu yang sama dengan ketika dia mengikuti ujian A-level di Inggris. Setelah itu, March pun mendaftarkan diri ke Baptist Hong kong (HKBU) dan diterima.

Sebenarnya, March ingin menyusul kakaknya yang berusia 14 tahun yang melanjutkan pendidikan di Oxford University di Inggris, namun sayangnya keluarga mereka tidak punya cukup uang karena biaya hidup di Inggris sangat mahal. Akhirnya March dan orangtuanya harus kembali ke Hongkong meninggalkan kakaknya yang sedang menempuh pendidikan di Oxford.

Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebh tua darinya. "Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika," kisahnya.

Walaupun suka berdiskusi tentang matematika dengan para mahasiswa, namun March lebih suka menghabiskan waktu dengan anak-anak seusianya. "Aku belajar di TK selama empat tahun dengan 10 teman sekelas. Aku suka belajar. Aku suka bermain catur, monopoli dan kartu dengan teman sekelas di akhir pekan," katanya.***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama