ANAK-ANAK SUPER YANG MENGGUNCANG DUNIA VI

NORBERT WIENER

Pascasarjana di Usia 14 Tahun


Norbert Wiener adalah anak yang luar biasa cerdas, terutama dalam bidang matematika. Dia lahir pada 26 November 1894 di Colombia, Missouri, Amerika Serikat.

Dia lahir dalam keluarga Amerika-Yahudi. Ayahnya, Leo Wiener keturunan Rusia-Polandia-Yahudi dan ibunya, Bertha Khan keturunan Jerman-Yahudi. Ayah Nobert datang ke Amerika Serikat pada 1880. Dia menjadi sejarawan Amerika, ahli bahasa, penulis dan penerjemah. Leo menguasai lebih dari 20 bahasa. Sejak 1896, Leo mengajar tentang budaya Slavia di Harvard University dan menjadi profesor Amerika pertama dalam literatur Slavia.

Norbert muda dididik di rumah oleh ayahnya. Dalam otobiografinya, Norbert menggambarkan ayahnya sebagai orang yang tenang dan sabar, kecuali bila Norbert gagal memberikan jawaban yang benar, maka ayahnya akan marah.

Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Anyer pada tahun 1906 di usia 11 tahun, Norbert memasuki Tufts Collage. Dia dianugerahi gelar AB dalam matematika pada 1909 di usia 14 tahun. Kemudian melanjutkan studi pascasarjana di bidang zoologi di Harvard dan mendapatkan gelar Ph.D. pada 1912. Selain itu, Norbert pernah belajar di universitas Cornell untuk belajar filsafat.***

 

CAMERON THOMPSON

Belajar di Universitas Terbuka di Usia 11 Tahun


Cameron Thompson yang lahir pada 1997 mulai belajar di Universitas Terbuka pada usia 11 tahun. Cameron yang berasal dari Wales, Inggris ini memperoleh diploma matematika pada usia 13 tahun dan mendapatkan gelar sarjana BSc-nya di umur 15 tahun.

Meskipun kecerdasannya jauh di atas rata-rata, tetapi Cameron tetap mengikuti pelajaran normal di sekolahnya dengan teman-teman sekelasnya. Dia masih bersekolah di Sekolah Maelor dekat rumahnya di Penley, Wrexham, dan di malam hari belajar di universitas terbuka untuk gelarnya.

Orangtua Cameron, Roderick dan Alison Thompson, mengatakan mereka pertama kali melihat kemampuan alami matematika Cameron ketika dia baru berumur 4 tahun. Di usia itu dia mulai berdiskusi panjang dengan guru sekolahnya tentang angka negatif. Tapi bakat yang luar biasa benar-benar bersinar ketika dia mulai belajar di sekolah menengah pertama di Prestatyn, Clwyd, tempat keluarga itu tinggal dan mengambil tes spesialis dalam matematika kuantitatif. Skor tertinggi adalah 140, namun Cameron memperoleh 141.

Menyadari kemampuan ini, orangtuanya mulai mengarahkan Cameron untuk mempelajari matematika lebih mendalam. Dia mengikuti kelas matematika tambahan dan mengikuti tes-tes matematika. Cameron yang mengidap autisme yang disebut sindrom Asperger ini, mencetak angka 100 persen dalam semua tes tersebut. Dia lulus dengan nilai tinggi dalam bidang matematika GCSE dan A-level, sehingga bisa mengambil gelar di Universitas Terbuka dalam bidang matematika murni.

Selain matematika, Cameron juga seorang astronom amatir yang suka mengamati bintang-bintang.***

 

ETTORE MAJORANA

Kuasai Perkalian Kilat di Usia 4 Tahun


Ettore Majorana bisa mengalikan 2-3 digit angka di kepalanya dalam hitungan detik pada usia 4 tahun. Dia menjadi terkenal karena kemampuan awalnya itu. Majorana yang lahir pada Agustus 1906 di Catania, Sisillia kelak juga menjadi ahli dari Italia tentang teori fisika dan menemukan persamaan Majorana, persamaan yang diberi nama seperti namanya.

Majorana yang sangat berbakat matematis masih sangat muda ketika bergabung dengan tim pimpinan Enrico Fermi di Roma sebagai salah satu "Bocah Panisperna Via" yang mengambil nama dari alamat jalan tempat laboratorium fisika mereka berada. Pamannya, Quirino Majorana juga fisikawan.

Dia mulai studi universitas di jurusan teknik pada tahun 1923, tapi beralih ke fisika tahun 1928. Tulisan-tulisannya kemudian menjadi karya besar di bidang teori fisika. Dia adalah orang pertama yang mengusulkan gagasan bahwa partikel yang tidak diketahui yang terlibat dalam percobaan Irene Curie dan Frederic Joliot tidak hanya harus netral, tetapi juga harus memiliki massa yang hampir sama dengan proton, partikel ini adalah neutron. Fermi menyuruhnya untuk menulis sebuah artikel mengenai gagasannya itu, tetapi Majorana tidak melakukannya. Akhirnya gagasannya itu diberikan kepada James Chadwick (yang dianugerahi Hadiah Nobel untuk penemuan ini).

Majorana akhirnya bersedia menerbitkan beberapa artikelnya tentang beberapa topik: mulai dari Geofisika, Teknik Elektro, Matematika sampai Relativitas. Makalah-makalahnya itu kini disimpan di Domus Galileiana di Pisa, Italia.

Majorana menjadi profesor penuh dari teori fisika di University of Naples tanpa perlu mengambil ujian karena ketenaran yang dicapainya dalam bidang teori fisikanya.

Pada peringatan seratus tahun kelahiran Majorana di Catania pada Oktober 2006, Para ahli fisika sepakat untuk memberikan "Medali Majorana" atau "Hadiah Majorana" setiap tahun kepada para peneliti yang telah menunjukkan kreativitas matematika dalam teori fisika.***


PRIYANSHI SOMANI

Juara Dunia Mental Aritmatika di Usia 11 Tahun


Priyanshi Somani yang lahir pada 16 November 1998 di Surat, Gujarat, India adalah anak dengan kemampuan kalkulator mental. Dia adalah peserta termuda dalam Piala Dunia Perhitungan Mental 2010 yang diselenggarakan di University of Magdeburg, Jerman pada 5-7 Juni 2010 dan memenangkan keseluruhan gelar.

Dia adalah satu-satunya peserta yang telah mendapatkan 100 akurasi dalam penambahan, perkalian dan akar dua dalam empat kategori Piala Dunia Perhitungan Mental. Priyanshi juga pemenang "Pogo Amazing Kids Awards 2010" untuk kategori jenius. Namanya juga masuk dalam Limca Book of World Records.

Priyanshi Somani, putri pengusaha Satyen Somani dan Anju Somani, mulai belajar Matematika Mental pada usia 6 tahun. Priyanshi memenangkan gelar juara di antara 37 pesaing dari 16 negara, setelah menjadi juara pertama dalam soal-soal akar dua dari 6 digit angka sampai dengan 8 digit dalam waktu 6 menit 51 detik, dan tempat kedua dalam penambahan (10 angka dari 10 digit) dan perkalian (2 angka dari 8 digit). Dia juga memegang Rekor Piala Dunia dalam menghitung akar kuardrat. Priyanshi juga memecahkan 10 soal akar dua yang diberikan dengan benar di waktu 06:28 pada 7 Juni 2010, selama Piala Dunia.

Kemenangan itu membuat priyanshi telah memenuhi syarat untuk Kompetisi Memoriad yang diadakan di Turki 2012. Priyanshi juga dinobatkan sebagai Duta Besar India untuk acara bergengsi Hari Matematika Sedunia tahun 2011.

Sebelum mengikuti kejuaraan internasional, Priyanshi adalah Juara Nasional Sempoa dan kompetisi mental aritmatika di India pada 2006, 2007 dan 2008. Sementara tahun 2007, dia menjadi juara dalam Champion Internasional di Malaysia. Dalam Olimpiade Internasional Matematika 2008, Priyanshi menjadi juara pertama di tingkat internasional, kemudian juara pertama dalam Mathematics International Assessments for Indian Schools yang diadakan oleh Macmillan Publishers Ltd India yang diikuti 15 negara pada 2008.

Priyanshi adalah Tamu Kehormatan dalam Kompetisi Mental Aritmatika Internasional ke-16 pada 28 November 2010 yang diselenggarakan oleh Education Group UCMAS Global di Malaysia yang diikuti 43 negara.

Pada 3 Januari 2012, Priyanshi menjadi pemegang rekor dunia dalam "Mental Kuadrat Dua." Dia menyelesaikan 10 soal dengan 6 digit angka. Priyanshi juga menerima Penghargaan Delegasi Luar Biasa (Outstanding Delegate Award) di konferensi tahunan ketiga CheongShim International Academy Model United Nations yang diselenggarakan pada 20-21 Februari 2012 di Korea Selatan.***

Post a Comment

أحدث أقدم