ANAK-ANAK SUPER YANG MENGGUNCANG DUNIA V

ANNE-MARIE IMAFIDON

Mendapat Beasiswa dari Universitas di Usia 12 Tahun.


Anne Marie Imafidon adalah anak ajaib di bidang ilmu matematika, komputer dan bahasa. Dia adalah salah satu yang termuda yang lulus dalam ujian diploma untuk sekolah tinggi dalam dua mata pelajaran yang berbeda (Matematika dan Teknologi Informasi) saat masih 11 tahun.

Imafidon yang lahir tahun 1990 kemudian belajar di Institut Teknologi Lyceum di East Ham, London, dan menjadi orang termuda yang pernah memperoleh kualifikasi dalam Teknologi Informasi. Pada usia 10 tahun, dia memenangkan beasiswa ke sekolah swasta Convent School St. Joseph di Reading, setahun lebih muda dari biasanya.

Pada umur 13 tahun, pada 2003 dia menerima beasiswa pemerintah Inggris untuk belajar matematika di Johns Hopkins University, di Baltimore, Amerika Serikat. Kemudian pada 2005, ketika berumur 15 tahun, dia masuk University of Oxford. Pada umur 17 tahun, dia mulai mengikuti untuk gelar Master di Oxford University dan pada 19 Juni 2010, dia menjadi lulusan termuda dengan gelar Master Gabungan dalam bidang matematika dan Ilmu Komputer.

Imafidon yang tinggal di Docklands, Inggris dengan keluarganya pertama kali menyukai angka pada usia 8 tahun. "Aku punya seorang guru matematika yang sangat menyenangkan. Sejak itu aku menyukai matematika dan matematika menyukai aku." ujar Imafidon.

Dengan kemampuannya dalam matematika, Imafidon menjadi mentor pendidikan dan motivasi untuk membantu anak-anak dari daerah kumuh di London. Selain itu, dia memberikan bimbingan belajar gratis untuk siswa melalui situs pribadinya.

Saat masih kuliah di umur 16 tahun, dia menerima tawaran pekerjaan dari lembaga keuangan terkemuka dunia, mulai dari Wall Street, New York dan London, dan dari perusahaan-perusahaan besar mulai dari Hewlett-Packard sampai Lehman Brothers. Kemudian di umur 17 tahun, Imafidon menerima tawaran untuk menjadi konsultan untuk bank-bank terkemuka, lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan.***


EVARISTE GALOIS

Ditawari Belajar di Universitas di Usia 10 Tahun.


Evariste Galois lahir di Bourg-la-Reine, Prancis pada 25 Oktober 1811. Ayahnya Nicolas-Gabriel Galois, adalah seorang Republikan dan ketua partai liberal Bourg-la-Reine. Dia menjadi kepala wilayah Bourg-la-Reine setelah Louis XVIII kembali ke tahta pada 1814. Sedangkan ibunya, Adelaide-Marie, adalah putri seorang ahli hukum, fasih berbahasa latin dan menguasai sastra klasik. Ibunya yang bertangghung jawab atas pendidikan Nicolas-Gabriel selama 12 tahun pertama kehidupannya.

Pada usia 10 tahun, Nicolas-Gabriel Galois ditawari untuk belajar di perguruan tinggi Reims, tapi ibunya lebih suka dia tetap belajar di rumah. Pada Oktober 1823, dia masuk Lycee Louis-le-Grand dan berhasil mencapai prestasi sangat baik selama dua tahun studinya, bahkan mendapat tempat pertama dalam ujian bahasa Latin. Tetapi dia segera bosan dengan studinya dan pada usia 14 tahun dia mulai sangat berminat pada matematika.

Keseriusannya pada bidnag matematika mendorongnya melakukan penelitian dan membuat penemuan fundamental tentang teori persamaan polinomial. Dia merupakan orang pertama yang menggunakan kata "group" sebagai istilah teknis dalam matematika untuk mewakili sekelompok permutasi. Dia juga menulis tiga makalah asli mengenai teori persamaan aljabar yang masih dianggap sebagai karya besar dalam bidang matematika sampai saat ini.***


JACOB BARNETT

Kembangkan Teori Relativitas Einstein di Usia 12 Tahun.


Jacob Barnett adalah bocah penderita autisme yang secara mengejutkan mengikuti kursus matematika universitas pada usia 8 tahun, mengembangkan sendiri konsep matematika tingkat mahir dan menerbitkan hasil penelitian tentang Teori Big Bang dan Relativitas pada usia 13 tahun.

Jacob memiliki IQ 170 dan skor itu lebih tinggi dari IQ Albert Einstein. Dia belajar kalkulus, aljabar, geometri dan trigonometri secara otodidak dalam waktu seminggu. Kini dia menjadi tutor bagi teman-teman sekampusnya di Irlandia University.

Jake, panggilan Jacob memulai proyek ambisiusnya yakni mengembangkan teori relativitas versinya sendiri. Ibunya mengirim video mengenai teori tersebut ke Institue for Advanced Study di dekat Princeton University. Profesor Scott Tremaine dari Irlandia Star telah memastikan keaslian teori Jake." Saya terpukau dengan ketertarikannya dalam bidang fisika dan banyaknya hal yang dia pelajari sejauh ini," kata Tremaine.

Menurut Tremaine, teori yang sedang dibuat oleh Jake berisi beberapa masalah paling sulit dalam bidang astrofisika dan fisika. "Orang yang memecahkan masalah ini patut diganjar Nobel," ungkap Tremaine.

Jake yang lahir pada 1998 adalah seorang pendrita sindrom Aspergers, sebuah bentuk autisme ringan. Orangtuanya baru menyadari kemampuan Jake saat Jake mulai beranjak besar.Pada umur 3 tahun, Jake berhasil menyusun puzzle sejumlah 5.000 keping. Dia juga sudah bisa membaca peta sebuah negara bagian, menghapal nama jalan besar dan kode plat nomor kendaraan.

Pada umur 8 tahun, Jake sudah lulus dari sekolah menengah dan masuk ke Indiana University mengambil kelas astrofisika tingkat lanjut saat berumur 10 tahun. Pada usia 12 tahun, dia telah memecahkan teori Big Bang, sebuah konsep rumusan matematika yang sangat rumit. Di usia 14 tahun, Jake lulus perguruan tinggi dan melanjutkan studi untuk gelah Ph.D.

Menurut Dr Joanne Ruthsatz, seorang profesor psikologi di Ohio State University, Jack adalah anak ajaib karena bakat luar biasanya dalam matematika dan fisika. Bakat yang dimiliki Jake hanya dimiliki 1 dalam 10 juta anak.

Jika tercatat sebagai orang termuda yang pernah menerbitkan artikelnya di Phisycal Review A, sebuah jurnal fisika. Dia menulis buku untuk membantu mengurangi fobia orang-orang terhadap matematika.

Menurut orangtuanya, Jake memiiki masalah tidur di malam hari saat dia terus melihat angka di  kelapalanya. Namun bukannya mengeluh, Jake mengisi malam tanpa tidur dengan membongkar teori Big Bang.***

 

RAUL CHAVEZ SARMIENTO

Raih Medali Olimpiade Matematika Internasional di Usia 11 Tahun.


Raul Arturo Chavez Sarmiento adalah peraih medali termuda kedua dalam sejarah Olimpiade Matematika Internasional.

Raul yang lahir pada 24 Oktober 1997 adalah anak ajaib dalam matematika dari Peru. Pada usia 11 tahun 271 hari, dia memenangkan medali perunggu pada International Mathematical Olympiad (IMO) tahun 2009, yang diadakan di Bremen, Jerman setelah menghadapi 104 negara dari Eropa, Asia, Afrika dan Amerika.

Prestasinya itu membuatnya menjadi peraih medali termuda kedua dalam sejarah IMO setelah Terence Tao yang memenangkan perunggu pada 1986 di usia 10 tahun. Dia juga memenangkan medali perak pada IMO 2010 yang diadakan di Kazakhstan, sebuah email emas dan peringkat ke-6 secara keseluruhan pada IMO 2011 dan medali perak lagi pada IMO 2012.

Keberhasilan Raul tidak diraihnya dengan mudah, dia melakukan persiapan sangat keras dan disiplin sebelum kompetisi. "Aku berlatih setiap hari sebelum Olimpiade dari jam 8 pagi sampai malam." kata Raul.***


TERENCE TAO

Pemenang Olimpiade Matematika Termuda di Usia 10 Tahun.


Terence Chi-Shen Tao lahir pada 17 Juli 1975 di Adelaide, Australia. Dia adalah anak ajaib dalam bidang matematika. Terence yang sering dipanggil Terry adalah warganegara Australia keturunan China. Orangtuanya berasal dari Hong Kong yang berimigrasi ke Australia.

Ayahnya seorang dokter anak, dan ibunya lulusan fisika dan matematika. Konon ibunya juga seorang matematikawan yang luar biasa. Kemudian mereka pindah ke Australia dan menetap di sana. Tao pun menjadi warganegara Australia.

Menurut ayahnya, saat berusia 2 tahun, Terry pernah mengajarkan matematika ke salah satu familinya yang berusia 5 tahun. Ketika ditanya oleh ayahnya bagaimana Terry tahu angka dan huruf, dia menjawab kalau dia belajar mereka dari sesame Street. Selain bahasa Inggris, Terry bisa berbicara bahasa Kanton, tapi tidak bisa menulis huruf China.

Saat usia 7 tahun, Terry mulai masuk sekolah menengah atas dan di umur 8 tahun Terry semakin menunjukkan bakatnya pada matematika. Dia mampu mengerjakan soal SAT Matematika dan meraih skor 760. Skor di atas 700 adalah skor yang luar biasa, padahal waktu itu dia baru berumur 8 tahun. SAT adalah tes untuk masuk perguruan tinggi.

Terry juga merupakan peserta termuda yang pernah ikut dalam Olimpiade Matematika Internasional. Dia meraih medali perunggu pada usia 10 tahun. Setahun kemudian, dia meraih medali perak dan di tahun berikutnya lagi meraih medali emas.

Pada usai 7 tahun, Terry mulai masuk kuliah. Di usia 16 tahun meraih gelar sarjana dari Flinders University dan umur 17 tahun meraih Master dari universitas yang sama. Kemudian dia mendapat beasiswa Fullbright untuk melanjutkan studi di Princeton University di Amerika Serikat. Dia meraih gelar doktor atau Ph.D. pada usia 21 tahun dari Princeton University, dan menjadi Professor di UCLAdi usia 24 tahun. Tao kemudian mengajar di University of California, Los Angeles (UCLA) dan menetap di Los Angeles, Amerika Serikat serta melanjutkan riset-risetnyadi sana.

Banyak penghargaan di bidang matematika telah diperoleh Terry. Pada 2006, dia memperoleh Fields Medal yang merupakan penghargaan tertinggi dalam bidang Matematika di dunia. Selain itu, Terry juga mendapatkan penghargaan dari Salem Price di tahun 2000, Bocher Prize di tahun 2002, Clay Research Award di 2003. Menerima Lvi L. Conant Prize dari American Mathematical Society pada 2005, dan pada tahun 2000 lalu menerima SASTRA Ramanujan Prize. Dia juga menerima Australian Mathematical Society Medal. Sebagai penerima Fields Medal, Terry merupakan salah satu penerima penghargaan termuda, orang Australia pertama dan juga orang UCLA pertama.***

Post a Comment

أحدث أقدم